Alhamdulillah, hari ini memasuki hari ke-15 Ramadan 1436 Hijriyah atau Kamis (2/7/2015). Sekali lagi, malam lailatul qadar tidak lama lagi. Namun, bagaimana tanda-tanda malam misterius yang paling istimewa ini?
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Al Qadr: 1-3)
Pertama-tama, jika diartikan dari namanya, Lailatul Qadar, berasal dari bahasa Arab yang berarti malam ketetapan.
Mengapa demikian? karena pada malam tersebut, Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman hidup manusia dan barang siapa yang beribadah maka pahalanya akan dilipat gandakan lebih dari 29.500 ganda.
Soal tanda-tandanya, para ulama beda pendapat, tentang kapan terjadinya Lailatul Qadar.
Namun yang lebih kuat pendapatnya yaitu pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan.
Akan tetapi, perbedaan penentuan awal mulai 1 Ramadhan membuat kita tidak bisa menjadikan pendapat itu sebagai patokan pasti.
Dari Ibnu Umar, “Rasulullah SAW telah berkata, “barang siapa yang ingin menjumpai malam qadar, hendaklah ia mencarinya pada malam dua puluh tujuh.” (HR. Ahmad dengan sanad yang sahih)
“Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu lainnya.” (HR. Muslim)
Bila kita merasakan keempat hal dibawah ini, maka kemungkinan besar Lailatul Qadar telah kita temui. Keempat tanda tersebut yaitu:
1. Udara dan suasana pagi tampak damai dan tenang.
2. Keesokan hari malam Lailatul Qadar, sinar matahari tampak cerah namun teduh.
3. Malamnya terang, tidak dingin, tidak berawan, tidak panas, dan tidak ada badai.
4. Siapa yang beribadah di malam ini, mendapatkan kesan berbeda dari malam-malam yang lainnya.
Dari Aisyah. Ia berkata, “Saya bertanya, Ya Rasulullah, bagaimana jika saya dapat mengetahui malam qadar itu, apakah yang sebaiknya kita ucapkan pada malam itu?” jawab beliau, “ucapkanlah olehmu: ya Allah, sesungguhnya engkau pengampun, suka mengampuni kesalahan, maka ampunilah kesalahanku.” (HR. Lima ahli hadist kecuali Abu Dawud, dan Tirmidzi menilainya shahih)
Malaikat Padati Bumi
Dikatakan, walau keberadaan Laitatul Qadar sangat misterius namun ada dan nyata tak banyak coba digapai oleh umat Islam yang sedang menjalani Ramadan.
Padahal jika tahu, nilai satu hari itu sama dengan seribu bulan hingga keberkahannya, memang sangat mengusik untuk didekati, digapai dan didekap karena malam itu adalah malam yang teramat luarbiasa!
Apalagi satu fenomena istimewa yang tak bisa dilihat secara nyata, namun memang bisa dirasakan kehadirannya adalah, kedatangan para malaikat yang jumlahnya teramat sangat banyak yang berbondong-bondong turun ke bumi dengan memenuhi dua pertiga alam jagad raya, hingga langit terasa sesak, bagaimana bisa mereka datang pada saat bersamaan ke dunia ini?
Bahkan Hadist Riwayat Thayalisi dalam Musnadnya no.2545 juga Ahmad II/592 dan Ibnu Khuzaimimah dalam shahihnya II/223 menyebutkan: “Lailatul qadar itu pada malam27 atau 29, sungguh malaikat yang turun pada saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil.”
Diterangkan dalam Surat Al Qadr [97] ayat 4: “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.”
Mengapa banyak malaikat yang turun kala lailatul qadar datang? Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan, banyaknya malaikat yang turun saat itu, dikarenakan banyaknya barakah dari malam lailatul qadar ini.
Mereka turun bersamaan dengan turunnya barakah dan rahmat Allah, sebagaimana mereka hadir di waktu-waktu seperti ketika al-Qur’an dibacakan, mereka mengelilingi majelis-maajelis dzikir, dan bahkan pada waktu itu disinyalir sayap-sayap para malaikat diletakkan pada para penuntut ilmu yang dengan segenap hati melakukan tugasnya.
Hal ini dikarenakan sebagai penghormatan untuk mereka.
Rasanya?
Bagaimana dengan tanda-tanda lailatul qadar yang sering didengungkan kelompok musik “Bimbo”, seperti angin yang sepoi-sepoi atau malah berhenti berhembus, margasatwa tak berbunyi dan gunung-gunung menahan nafasnya, ternyata hanya sebagai makna simbolis saja, dimana keheningan, kesyahduan ataupun ada rasa pasrah menyelinap, hati yang terasa nyaman, rindu yang meronta-ronta pada Sang Pencipta Alam ini.
Mari kita persiapkan diri untuk menghadapi malam istimewa ini :)